SELAMAT DATANG DI BLOG B3 Baiti Bbytieh Blog

Jumat, 05 Juni 2015

GET (+) THINKING 4 YOUR_SELF




Oleh: Baiti Rahmawati
Jumat, 5 Juni 2015
“TAPI_ adalah kosa kata milik para pengeluh, tidak pandai bersyukur,merasa kurang, suka berdebat dengan ratusan sifat buruk lainnya.”
Tere Liye_
(Postings on Thursday, 21 May 2015 in Facebook)

            Setiap orang tumbuh dengan cara yang khas, berbeda dan lain dari yang lain. Mereka berbicara dengan gayanya sendiri, menatap dengan jurus yang ia miliki serta memegang keyakinan sebagai pribadi. Namun sayang, banyak orang yang sering merasa gelisah, susah bahkan merasa hidupnya telah berakhir karena berbagai masalah.
            Lihatlah si gajah malang itu. Usianya 2 bulan ketika tertinggal rombongan keluarganya. Di tengah hutan penuh kicau suara haru, ia menoleh ke kanan kiri, memanggil dengan asa tak pasti, “ibu…tolong aku…aku terjebak dalam jala pemburu itu. ibu.”
            Di bawah tangan dengan bedil tanpa peluru. Ia meringkuk dalam karung dengan murung. Para pemburu itu mengangkat dengan beban terlempar dalam bagasi. Memacu kendara dengan kilat lalu berhenti di sebuah pasar gelap.
            Mereka saling menawar. Akhirnya di tangan seorang laki-laki kaya dari Afrika, gajah kecil ini menjadi satu dari macam hewan koleksi pribadinya. Gajah kecil yang kemudian dinamai “Peggy” segera ia bawa ke kebun binatang miliknya. Setiba di sana, para penjaga kebun mengikat salah satu kaki Peggy dengan rantai besi. Pada ujungnya diikatkan bola besi besar juga berat. Tak hanya itu, iapun tak berteman, binatang yang lain jauh dari pandangan matanya.
            Ia tersiksa,. Ia marah lalu berontak. Satu dua hari ia selalu mencoba, mencoba menghentak-hentakkan kakinya. Ia sangat berharap bisa lepas dari jerat besi di tapaknya. Sepanjang hari Peggy terus berusaha. Semakin ia berusaha semakin kebal keyakinannya bahwa ia tidak akan bisa lepas dan upaya itu hanya menyakiti dirinya.
            Kini, ia terima keadaan barunya, ia tak mau lagi mencoba melepaskan diri bahkan ia lebih suka diam dan pasrah. Suatu malam, ketika Peggy tertidur, tuannya mengganti bola besi besar dengan bola kayu kecil yang lebih ringan. Sejatinya, ini adalah peluang bagi Peggy untuk melepaskan diri. “aih, ternyata ia tak mau berontak seperti dulu lagi”.
            Pada pertengahan Oktober, keponakan pemilik kebun binatang datang berkunjung, “paman, kenapa gajah ini lesu?, kenapa ia tidak kabur dari kandang in?”.
            Si paman menjawab, “Nak kau pasti tahu, gajah bernama Peggy ini sangat kuat, tentu saja ia dapat melepaskan diri dari belenggu itu kapanpun ia menghendaki. Akupun menyadari fakta itu, namun ia tidak mau melepaskan diri karena ia tidak mengetahuinya dan melupakan kekuatan dirinya sendiri”.
            Tengoklah kisah gajah di atas. Ia membiarkan dirinya tumbuh dan berbentuk oleh situasi negatif, ia menyerah dan merelakan dirinya terpenjara oleh keyakinan dan persepsi negatif tentang dirinya.
            Banyak dari kita bahwa dunia tak lagi bersahabat, perusahaan tak lagi berpihak dan segala yang ada telah menutup pintu baginya. Gangguan psikis, penyakit fisik, gejolak batin dan sederet efek negatif mewarnai hidup kita. Akhirnya apa?, semua menghalangi kita mencapai apa yang layak kita dapatkan dalam hidup.
            Setiap orang dapat mencapai cita-cita. Namun perubahan harus diawali dengan langkah pertama, yaitu keputusan untuk berubah. Allah Swt berfirman, “Sungguh Allah takkan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka sendiri berusaha mengubah keadaan mereka. (Qs. 13:11)”

            Perlu diingat: “Perubahan harus dimulai dalam diri sendiri, terutama cara berfikir. Sebab perubahan akan membuat kita mampu melakukan lompatan tinggi nan jauh menuju masa depan yang lebih indah, bahagia dan sejahtera”. Salam petualang!

My Your Our Their Way



  Oleh: Baiti Rahmawati
Jumat,  05 Juni 2015

               Siapakah orang yang ingin hidupnya nyaman?, sehat terawat?, cerah pandangan matanya?. Setiap orang pasti menginginkannya. Dalam kehidupan sehari-hari, baik manusia maupun makhluk yang lain, saling memiliki hubungan.  Dalam islam hubungan seperti ini telah diatur, adakalanya hubungan dengan Allah (Hablun Minallah), hubungan dengan manusia bahkan hubungan dengan lingkungan sekitar.
            Pertama, Hubungan dengan Allah berkaitan dengan bagaimana seseorang memposisikan diri sebagai hamba yang bertuhan, dengan patuh kepada kepada hukum-hukum agama, yang berisi perintah dan larangan agar ia mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhannya.
            Kedua,  hubungan dengan manusia berkaitan dengan bagaimana seseorang melakukan interaksi kepada sesama, dengan memantaskan diri sebagai manusia yang beradab, sehingga ia memperoleh kedamaian hidup bersama manusia lainnya. Ketiga, hubungan dengan lingkungan hidup. Apa itu lingkungan hidup?
            Menurut UU 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya. Yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
            Manusia diamanahkan oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi, artinya manusialah yang diberi wewenang untuk mengatur serta memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik. Banyak dari sekian manusia lupa akan kewajiban yang ditanggungkan kepadanya,  yaitu untuk senantiasa menjaga lingkungan agar tetap seimbang dan stabil. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ar-rum ayat 41yang artinya:
“41. Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
            Ada dua faktor yang mempengaruhi kerusakan lingkungan: 1) faktor alam seperti banjir, tanah longsor cuaca yang tidak menentu. 2) faktor buatan manusia sebagai makhluk berakal. Berupa penebangan secara liar, dan pembuangan sampah sembarangan yang menyebababkan sungai dan air laut tercemar.
            Kerusakan yang paling nampak akhir-akhir ini adalah kerusakan yang terjadi karena tangan manusia, seperti eksploitasi sumber daya dengan tidak semestinya. Misal penambangan yang terjadi di pulau KEI. Pulau KEI merupakan sebuah pulau yang menyimpan sumber daya alam yang melimpah, sehingga pemerintah Provinsi Maluku Utara mengeluarkan kebijakan izin pertambangan.
            Dari perizinan tersebut, penambangan dilakukan secara terus menerus dan berlebihan. Hasil penggalian barang tambang ini pada akhirnya mengurangi fungsi dari lingkungan yang menjadi penyokong berlangsungnya kehidupan dilingkungan tersebut.
            Pada surat Al-Baqarah ayat 30 Allah telah berfirman bahwa Alah akan menjadikan manusia sebagai khalifah di bumi, hal ini dibantah oleh malaikat bahwasanya manusia adalah makhluk yang suka membuat kerusakan dan menumpahkan darah. Allah menjawab bahwa Allah mengetahui apa yang tidak diketahui oleh makhluknya.
            Jika kita baca sejenak bantahan malaikat maka hal itu benar, manusia suka membuat kerusakan, mendirikan bangunan kokoh kemudian menciptakan bom yang menghancurkan, menebang liar pohon sehingga kadar oksigen berkurang, menggerus perut bumi hingga muntah segala isinya, menjadikan tercemar saluran-saluran air sehingga hilanglah kesejukan darinya. inilah kegiatan manusia.
            Lalu bagaimana dengan rahasia Allah?. Allah-lah yang Maha Tahu di balik penciptaan manusia. Manusia yang berakal, yang mau berperan, yang tidak sembrono dan mau mempertimbangkan baik buruk sesuatu, sebelum melakukan tindakanlah yang mampu mengembalikan kesetabilan lingkungan yang hampir sekarat karena ulah manusia sendiri. Salam cinta lingkungan!